Gara-Gara Empat Bendera, Perjuangan Papua Merdeka Buntut.

Suarakitorangnews.- Beberapa waktu lalu Mei 26, 2016 dikabarkan telah tejadi pembakaran bendera bintang kejora oleh seluruh masyarakat Papua dan juga bendera organisasi KNPB.

Pembakaran bendera Bintang Kejora dan bendera KNPB itu dilakukan, sebagai penolakan terhadap segala bentuk pemberontakan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sebelum munculnya bendera Bintang Kejora dan bendera KNPB, pada  tahun 1988 telah hadir atau muncul juga sebuah organisasi yang disebut dengan Organisasi Melanesia Barat dengan benderanya.

Pada akhir-akhir ini muncul lagi sebuah bendera dengan empat silanya serta mata uangnya dari sebuah organisasi yang dinamakan OSEA.

Sejak perjuangan papua dimulai hingga kini terdapat sudah empat bendera dengan nama organisasi yang berbeda hingga berujung pada pembantain sesama orang papua gara mencari kedudukan dan kekayaan pribadi.

Nama Papua dan masyarakat Papua menjadi korban akibat perang dingin yang dilakukan oleh kelompok KNPB dengan kelompok OPM, kelompok Melanesia barat dengan kelompok OSEA dan sebaliknya.

Arah perjuangan Papua untuk merdeka telah buntut ketika diplomat muda Indonesia Nara Masista Rakhmatia menghajar Presiden Nauru dan Presiden Kepulauan Marshall serta juga empat Perdana Menteri dalam Sidang Majelis Umum PBB. Empat Perdana Menteri itu adalah PM Vanuatu, Kepulauan Solomon, Tuvalu dan Tonga.

Rakayat Papua pada umumnya menolak segala bentuk perlawanan kepada NKRI, dengan berkedok atas nama demokrasi. Sebab, Papua sudah final menjadi bagian yang tak terpisahkan dari NKRI (Negara Kesatuan republik Indonesia).

Pemberontakan bukan lagi menjadi keinginan masyarakat Papua. Yang rakyat Papua butuhkan saat ini, adalah pembangunan dan pemerintah pusat sudah memberikan pembangunan itu melalui Otonomi Khusus (Otsus).

Saat ini waktunya membangun, agar Papua keluar dari ketertinggalan. Keberadaan  Organisasi OPM, KNPB, OSEA, MELANESIA BARAT  maupun organisasi lainnya adalah  illegal dan bukan atas nama masyarakat Papua.

"Kami masyarakat Papua  hanya ingin membangun, keberadaan Papua bagian dari Indonesia sudah jelas dan tak bisa ditawar-tawar lagi “Kata Ramses Ohe yang juga tokoh dan pelaku sejarah di papua”.

Komentar