Suarakitorangnews.com.- Isue Pelanggaran HAM yang terjadi di papua
kini bukan lagi menjadi urusan nasional, melainkan telah menjadi urusan Internasioanal.
Isu Papua terus
diinternasionalisasikan oleh sekelompok orang yang mengtasnamakan diri aktivis
pro kemerdekaan Papua didalam negeri maupun diluar negeri.
Partai Politik
Autralia mempunyai catatan tersendiri bagi pelanggaran HAM di papua. Berdasarkan
survei yang dilakukan oleh partai politik Australia itu, menjelaskan bahwa,
pelanggaran HAM di papua hanyalah sebuah scenario yang dilakukan oleh
sekelompok orang yang anti pembangunan di papua dengan membentuk macam-macam
organisasi sebagai jembatan dalam melakukan aksi-aksi yang tidak berperikemanusiaan
di papua.
Dari hasil survei ditemukan
organisasi-organisasi pro kemerdekaan papua itu tidak mempunyai ijin dari
pemerintah setempat (Indonesia) namun masih saja tetap melakukan aksinya. Organisasi
itu antara lain, TPN, OPM, KNPB, WPIA, NRFPB, ULMWP, IPWP dan masih banyak lagi
organisasi lainya.

Parti politik Australia
juga menjelaskan bahwa, kasus pelanggaran HAM dipapua seperti yang publikasikan
oleh media-media pada situs dan website serta blog adalah sebuah pembohongan
pada masyarakat public. Dikarenakan hasil survei dari partai terbesar di Australia
itu tidak menemukan pelanggaran HAM di papua namun berita-berita dan foto-foto
yang tersebar terkait dengan pelanggaran HAM di papua hanyalah sebuah scenario aktivis
papua merdeka yang dimainkan untuk mendukung perjuangan papua merdeka.
Hasil survei juga
menemukan adanya foto-foto yang diedit sebegitu rupa dan di upload ke media
seakan-akan adalah asli. Dan yang disayangkan lagi adalah di upload secara
berulang-ulang seakan-akan itu adalah hal yang baru padahal sudah di upload
beberapa tahun lalu. (The survey results
also found the photographs in such a way edited and uploaded to the media as if
it was genuine. And the unfortunate thing is uploaded again repeatedly as if it
was a novelty when it was uploaded a few years ago).
Partai Politik
Austalia setelah mempublikasikan hasil surveinya pada media tentang tidak ada
pelanggaran HAM yang terjadi di papua, sempat mendapat kritik dari executive
officer Katolik Komisi Keadilan dan Perdamaian. Peter Arndt mengatakan bahwa pemerintah
Australia secara berturut-turut telah mengabaikan pelanggaran hak asasi manusia
di papua (http://www.abc.net.au/news/2016-06-20/australia's-political-parties-accused-of-double/7524974).
Namun pernyataan tersebut kembali dibantah oleh partai politik australia bahwa,
yang dikatakanya adalah hal yang benar-benar terjadi di papua. Sesungguhnya yang
terjadi dipapua adalah kebohongan dari kelompok pro papua merdeka kepada rakyat
papua dan rakyat dunia (What really
happens in Papua is the lie of the pro-independence Papua to the people of
Papua and the people of the world).
Komentar
Posting Komentar