
Dikutip dari berbagai
media internasional Nara Masista Rakhmatia membalas pedas pernyataan Presiden
Nauru dan Presiden Kepulauan Marshall serta empat Perdana Menteri dalam Sidang
Majelis Umum PBB. Empat Perdana Menteri itu adalah PM Vanuatu, Kepulauan
Solomon, Tuvalu dan Tonga.
https://www.youtube.co/watch?v=sHGi8SivGRM
https://www.youtube.co/watch?v=sHGi8SivGRM
Pada Sidang Umum
PBB, pemimpin enam negara di Pasifik itu menyerukan kemerdekaan Papua karena
Indonesia melakukan pelanggaran hak asasi manusia di provinsi Papua dan Papua
Barat.
Pernyataan enam kepala
negara itu dibalas Indonesia sebagai bermotif politik, tidak mengerti pesoalan
Papua dan mencampuri urusan dalam negeri Indonesia. Mereka menggunakan Sidang
Majelis Umum PBB untuk mengalihkan perhatian dunia terhadap masalah sosial dan
politik di dalam negerinya.
Indonesia mengatakan
pernyataan enam kepala negara itu didesain untuk mendukung kelompok separatis
yang selalu berusaha menciptakan rasa tidak aman dan menyebarkan terror di
Papua. Pernyataan ini sangat disesalkan dan berbahaya serta dilakukan oleh
negara-negara yang menyalahgunakan posisi PBB, termasuk Sidang Umum Tahunan.
Sebagaimana
diketahui Indonesia berusaha membendung internasionalisasi masalah Papua.
Indonesia. Terakhir Jakarta berhasil membendung keanggotaan kelompok separatis
Papua menjadi anggota kelompok Negara-Negara Rumpun Melanesia ( MSG) sementara
perbaikan kualitas hidup di Papua terus dilakukan pemerintahan presiden Joko
Widodo.
Yang menarik disini adalah pernyataan keras tersebut dibacakan oleh
Sekertaris Dua Perwakilan Tetap Republik Indonesia di PBB. Tanggapan yang hanya
dibacakan oleh seorang diplomat junior untuk pernyataan Kepala Pemerintahan
yang tertinggi “ diplomatic ranknya” adalah sebuah “tamparan diplomatic” yang
keras bagi ke enam negara di Pasifik itu.
Komentar
Posting Komentar