Suarakitorangnews.-
Kasus pemerkosaan yang dilakukan Yali Wenda, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Cenderawasih
(Uncen) terhadap seorang mahasiswi dan menjadi viral di sosial media khususnya
kalangan mahasiswa Uncen terkesan sengaja ditutupi dan tidak diberitakan di
media lokal Papua seperti Tabloid Jubi, Suarawiyaimana dan situs pendukung
gerakan kelompok KNPB lainya.
Perbuatan yang
dilakukan oleh Yali Wenda dianggap mencoreng nama baik kampus Uncen serta
mempertegas dugaan bahwa KNPB hanyalah organisasi yang berisikan orang-orang
yang berbuat kriminal hanya membuat situasi di Papua semakin kacau.
Wakil ketua BEM
Fisip Uncen Jayapura dalam pernyataannya mengatakan bahwa “Kami atas nama BEM
Fisip Uncen meminta maaf sebesar-besarnya kepada publik dan juga lembaga secara
khusus korban, namun perlu diketahui bahwa kejadian ini karena YW memang ada
gangguan jiwa,” kata Fredy Walianggen seperti dikutip dari Tabloid Jubi, Selasa
(4/10).
Fredy juga membantah
bahwa yang dilakukan oleh tersangka tidak ada hubungannya dengan KNPB. Semua
yang dilakukan oleh tersangka merupakan tidakan individu dan tidak perlu
disangkutkan pada masalah politik.
Namun faktanya,
sehari setelah Yali Wenda ditangkap oleh pihak kepolisian, simpatisan KNPB
melakukan aksi pemalangan kampus Fisip Uncen Jayapura sehingga menimbulkan
aktivitas kampus terganggu.
Perbuatan tersangaka
sangat tidak patut dicontoh sebagai seorang mahasiswa, apalagi tersangka adalah
Ketua BEM Fisip Uncen. Sangat janggal rasanya jika seorang mahasiswa yang
memiliki penyakit kejiwaan bisa diangkat menjadi Ketua Badan Eksekutif
Mahasiswa di sebuah universitas ternama di Papua, Univeersitas Cenderawasih.
Komentar
Posting Komentar