MENGINTIP AKTIVIS OPM DI EROPA

Suarakitorangnews.- Bila membicarakan mengenai pergerakan aktivis OPM di Eropa maka kita harus membicarakan tentang kelompok Benny Wenda. Tidak banyak hal yang bisa dibanggakan oleh kelompok ini. Ketokohan Benny Wenda, yang dicalonkan menjadi peraih Nobel 2014 ini ternyata tidak bisa membantu mengangkat aktivitas kelompoknya.

Sekitar Desember 2010, Benny Wenda menjalin kesepakatan dengan parlemen Skotlandia untuk saling mendukung. Kesepakatan saling dukung antara parlemen Skotlandia dengan Benny Wenda ini disebabkan tidak bergemingnya Parlemen Inggris terhadap usaha Benny Wenda untuk mendapatkan dukungan lepasnya Papua dari Indonesia lewat IPWP-nya (International Parliamentarians for West Papua). IPWP sendiri dibentuk pada 15 Oktober 2008 di Inggris dengan maksud meyakinkan anggota-anggota parlemen berbagai negara di dunia untuk mendukung pemisahan Papua dari Indonesia. Di Inggris sendiri, tempat Benny Wenda tinggal, usaha IPWP tidak bisa dikatakan berhasil. Mereka hanya bisa meyakinkan dua anggota parlemen Inggris Lord Harries of Pentregarth MP dan Hon. Andrew Smith MP dari 646 anggota House of Commons dan 746 anggota House of Lords.

Problem Papua ini tidak bisa dilihat dari covernya saja. Adanya isu teror, pelanggaran HAM, konflik antar suku, penembakan gelap, himbauan untuk memboikot Pemilu  atau pemboikotan segala program/agenda yang diselenggarakan pemerintah, disinyalir “permainan dan provokasi asing” serta bagian dari modus dan metode kolonialisme. Gerakan separatis yang dilakukan oleh OPM merupakan suatu ironi dimana anak bangsa sendiri dimanfaatkan oleh pihak-pihak asing sehingga mereka memperjuangkan agar Papua terlepas dari Indonesia. Mereka tidak menyadari bahwa bantuan yang diberikan oleh pihak-pihak asing bukanlah hal yang gratis. Justru mereka ingin melakukan penjajahan kepada masyarakat Papua secara tidak langsung. Bahkan bentuk separatis OPM ini adalah bentuk taktik devide et impera. Persaudaraan bangsa Indonesia dipecah belah agar dapat dikuasai oleh pihak asing.

Agar Papua menjadi damai, maka masyarakat Papua harus bersama-sama menolak dan membubarkan organisasi-organisasi tersebut. Untuk itu kita semua sebagai warga Indonesia khususnya masyarakat Papua, jangan sampai terprovokasi oleh kelompok-kelompok tersebut, kita harus waspada.

Kekerasan di Papua senantiasa dipelihara dan diciptakan oleh OPM dan KNPB serta pengikutnya, oleh karena itu kita berharap agar rakyat Papua kritis dan tegas melawan aksi-aksi anarkis yang kerap dilakukan oleh OPM. Mari kita semua yang merasa masyarakat Papua, harus selamatkan Papua ini dari orang-orang yang selalu mengusik ketenangan tanah Papua, kita semua harus bersatu membangun Papua, dan menjaga tanah Papua dari gangguan OPM, KNPB dan organisasi-organisasi yang lain, karena mereka selalu mencari cara agar Papua terlepas dari NKRI.

Jika semuanya berjalan dengan baik, dikawal dengan baik secara komprehensif oleh semua elemen terkait, berbagai “persoalan” Papua akan terselesaikan, yaitu pembangunan yang merata di Papua, perbaikan ekonomi masyarakat Papua, hilangnya gerakan pengacau keamanan di Papua dan pada akhirnya, terjaganya keutuhan NKRI.

Pemerintah Indonesia dengan upaya-upaya itu berharap bisa membukakan mata dunia bahwa pelaku separatisme di Papua hanyalah segelintir orang oportunis. Sementara mayoritas warga Papua bersemangat untuk membangun daerahnya dalam bingkai NKRI.

Komentar