
Hal ini disampaikan
oleh Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Papua Dr. H. TONY WANGGAI
melalui pesan singkatnya.
Dijelaskan olehnya bahwa 1
Mei 1963 adalah HARI PEMBEBASAN IRIAN BARAT (Irian Jaya/Papua) secara de facto
berintegrasi dengan NKRI dan secara de jure pada tangal 19 Oktober 1969 di
Sidang Umum PBB mengesahkan hasil PEPERA (Penentuan Pendapat Rakyat), dengan perwakilan
1025 orang dari Papua (Irian Barat) dalam sebuah Resolusi Majelis Umum PBB
No.2504.
Peristiwa ini Kemudian diabadikan oleh Presiden Soeharto dengan
mendirikan Tugu Pepera di APO Jayapura (tugu ini berada di Depan Maal
Jayapura).
Perjuangan Pembebasan Papua (Irian
Barat) diawali Presiden Soekarno pada
tanggal 19 Desember 1962 dengan mengumumkan Tri Komando Rakyat (Trikora), saat
itu Sukarno mengumumkan di depan rakyat Indonesia di Alun-alun Jogyakarta untuk
: Menggagalkan Pembentukan Negara Boneka Papua oleh Belanda (1 Desember 1961), Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat
(Papua), Tanah Air Indonesia, Bersiaplah Untuk Mobilisasi Umum Guna
Mempertahankan Kemerdekaan dan Kesatuan Tanah Air dan Bangsa.
Dengan terbentuknya Komando
Mandala Pembebasan Irian Barat (Papua) yang dipimpin oleh Soeharto (Presiden RI ke-2), dalam
pertempuran melawan Belanda di Laut Arafuru Maluku telah gugur Laksamana Yos
Soedarso yang kemudian patungnya juga diabadikan di Taman Imbi jantung Kota
Jayapura.
Perjuangan untuk membebaskan
diri dari Belanda tak hanya dilakukan oleh
para pasukan Trikora, para Pahlawan Nasional asal Papua juga ikut
berjuang sejak awal kemerdekaan NKRI seperti Frans Kaisepo yang namanya juga
diabadikan pada Airport di Biak, Kemudian Silas Papare namanya diabdaikan di
STISIPOL Jayapura, Marten Indey namanya diabadikan pada RS.TNI di Jayapura
serta Johanes Abraham Dimara patungnya disimbolkan sebagai Patung Pembebasan
Irian Barat di Lapangan Banteng Jakarta yg diresmikan Presiden Soekarno pada
tanggal 17 Agustus 1962.
DR. KH. Tony Wanggai
menjelaskan saat ini banyak kelompok-kelompok yang menentang sejarah 1 Mei 1963
seperti pro penentuan nasib sendiri Papua, Front Rakyat Indonesia untuk West
Papua (FRI-WP) dan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) mengatakan sebaliknya.
Dengan memahami sejarah
singkat ini dapat membangkitkan semangat nasionalisme generasi muda Papua,
bahwa sejarah tidak dapat dipungkiri.
Sumber: Dr. H. Toni Wanggai
(Ketua PWNU Papua)
Sunrise City, Jayapura 1 Mei
2017
Komentar
Posting Komentar